Selasa, 19 Maret 2013

Contoh Budaya Dari indonesia

1.Rumah adat bali

Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung

2.pakaian adat bali

Kemben merupakan jenis pakaian, berupa kain pembalut tubuh, yang menjadi bentuk dan model dasar busana tradisional Bali, baik untuk pria maupun wanita, dari segala jenis usia, maupun dari kasta manapun mereka berasal. Bagi wanita Bali, kemben bukanlah penutup dada, tetapi lebih berfungsi sebagai penyangga payudara, sehingga keindahan bentuknya tetap terjaga. Pada masa lalu, bepergian ataupun beraktivitas tanpa penutup dada pada masyarakat Bali, termasuk kaum wanitanya adalah hal yang biasa. Meskipun demikian pada situasi-situasi tertentu mereka acap menggunakan kancrik atau tengkuluk sebagai anteng penutup dada.Kancrik adalah sehelai selendang yang berfungsi sebagai penutup tubuh atau saput, yang terkadang digunakan untuk menjunjung beban sekaligus melindungi wajah dari sinar matahari. Kancrik juga digunakan sebagai tengkuluk, yaitu tutup kepala wanita Bali yang juga berfungsi sebagai alas penjunjung beban - selain kegunaannya sebagai alat untuk menahan rambut agar tetap rapi. Sementara anteng adalah selembar kain atau kancrik yang berfungsi sebagai penutup buah dada. Kemben, sabuk, saput dan anteng, serta tengkuluk untuk kepala merupakan pakaian wanita Bali dalam keseharian. Pakaian untuk pria secara lengkap adalah destar, saput dan kemben.
Kebiasaan bertelanjang dada pada masyarakat Bali adalah tradisi yang telah berlangsung turun temurun selama ratusan tahun. Namun, meskipun dimasa lalu perangkat busana Bali lazimnya tanpa baju, masyarakat Bali mengenal dengan baik kebiasaan mengenakan baju. Kaum wanitanya sering mengenakan kebaya. Untuk kebaya berlengan panjang hingga pergelangan tangan, mereka sebut potongan Jawa, sementara yang berlengan longgar sampai di bawah siku, disebut potongan Bali. Kebaya ini umumnya terbuat dari bahan yang dibeli di pasar, meskipun ada juga yang khusus menenunnya.Budaya memakai baju ini tumbuh dan hidup umumnya pada lingkungan masyarakat yang telah mendapat pengaruh dari luar. Menurut sejarah, pemerintah Belanda lah yang memperkenalkannya. Demikian pula pada kaum pria, pemakaian baju dimulai oleh para ambtenaar, atau pegawai pada masa pemerintahaan Belanda. Jas tutup dan kemeja biasa digunakan. Kain batik sebagai kemben dan destar adalah pelengkapnya.

3.makanan khas bali
Nasi jenggo (atau nasi jinggo) adalah makanan khas Bali yang serupa dengan nasi kucing, namun lauk disediakan sangat berbeda, umumnya adalah mie goreng, sambal, serundeng, dan ayam yang disuwir-suwir pedas. Namun nasi jenggo dapat ditambahkan dengan telur, tempe, dan tahu. Nasi jenggo umumnya dibungkus dengan daun pisang.
Sama seperti nasi kucing, porsi nasi jenggo sangat sedikit dan harganya murah (umumnya Rp. 1000,- sampai Rp. 5000,-), sehingga nasi jenggo kurang mengenyangkan dan biasanya dibeli beberapa bungkus.

4.Tarian bali
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

5.Alat musik tradisional bali
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding dan Gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.

6.Bahasa bali
Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.

7. Senjata adat bali
keris Bali adalah bagian dari peninggalan kekuasaan Kerajaan Majapahit. Konon, pengaruh kebudayaan Majapahit sangat kuat sehingga alat peperangan seperti keris diadopsi pula oleh kerajaan-kerajaan di Pulau Dewata. Secara filosofis, keris Bali dipandang sebagai perlambang dari nilai ajaran kehidupan agama Hindu. Bahkan, mereka memiliki hari tertentu untuk bersembahyang saat akan merawat kesucian dari keris pusaka miliknya. Keris juga dipandang sebagai benda yang memiliki estetika di dalam kehidupan masyarakat di sana. Hingga kini keris malah masih dipandang sebagai perlambang kekuatan dan simbol kekuasaan.

8.lirik lagu dari bali

dugas tiang nu cenik
tiang ngelah cita-cita
yen tiang suba gede
tiang lakar jadi dokter
nyuntikin anak bajang
aduh demen hatine
ape buin yen mulus
bise pang solas nyuntik
suntik…tukang suntik…suntik
demen hatine-nyuntik
yeah…
yen ade anak bodo
maimbuh sube tue
tusing perlu masuntik
angoang obat dogen
yen ade anak jegeg
maimbuh e’nu bajang
perlu tuara perlu
pasti lakar kesuntik
buka….celanene…buka
apang elah ban bapak nyuntik
yeah….

biodata sherina munaf**